Jumat, 11 April 2014

Pendidikan Indonesia: Pendidikan sebagai wadah membentuk karakter anak (...

Pendidikan Indonesia: Pendidikan sebagai wadah membentuk karakter anak (...: Dalam undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pada pasal 3, disebutkan bahwa pendidikan nasional...

Pendidikan sebagai wadah membentuk karakter anak (belum kelar)





Dalam undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pada pasal 3, disebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangakan kemampuan dan membentuk karakter serta peradaban bangsa yang bermartabad dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa . pendidikan nasional bertujuan untuk membentuk dan mengembangkan potensi anak sebagai peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, caka , kreatif , mandiri, dan menjadi warga negara yang  demokratis serta bertanggung jawab.
Pendidikan karakter tentu bukan hanya sekedar tuntunan undang-undang dan peraturan pemerintah, tetapi juga oleh agama. Mengapa dikatakan agama berperan dalam memberikan pendidikan karakter kepada anak?, tentu saja jawabannya pastilah sangat berperan sebab setipa agama mengajarkan karakter atau akhlak pada pemeluknya. Dalam Islam misalkan, akhlak merupakan salah satu dari tiga kerangka dasar ajarannya yang memiliki kedudukan yang sangat penting, di samping dua kerangka dasar lainnya, yaitu aqidah dan syariah. Nabi Muhammad Saw dalam salah satu sabdanya mengisyaratkan bahwa kehadirannya di muka bumi membawa misi pokok yaitu untuk menyempurnakan akhlak manusia yang mulia. Aklhak karimah merupakan sistem perilaku yang diwajibkan dalam agama Islam melalui nash al-QurĂ¡n dan Hadist.
Meyadari pentingnya karakter, dewasa ini banyak pihak menuntut peningkatan intensitas dan kualitas pelaksanaan pendidikan karakter pada lembaga pendidikan formal. Tuntunan tersebut didasarkan pada fenomena sosial yang berkembang saat ini, yakni meningkatnya kenakalan remaja, dalam masyarakat, seperti perkelahian dan tingkat kenakalan remaja yang memasuki pergaulan bebas seperti seks di luar nikah dan berbagai kasus dekadensi moral lainya. Bahkan di kota-kota besar tertentu,gejala tersebut telah sampai pada tahap yang sangat meresahkan. Oleh karena itu, lembaga pendidikan formal sebagai wadah resmi pembinaan generasi muda diharapkan dapat meningkatkan peranannya dalam pembentukan kepribadian pesarta didik melalui peningktan intesnsitas dan kualitas pendidikan.
Agar peserta didik memiliki karakter mulia sesuai norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya, dan adat istiadat, maka perlu dilakukan pendidikan karakter secara memadai. Menurut Mohctar Buchori (2007), pendidikan karakter seharusnya membawa peserta didik ke dalam pengenalan nilai secara kognitif, penghayatan nilai secara afektif, dan akhirnya ke pengalaman nilai secara nyata. Sekolah sebagai lembaga yang menjalankan kegiatan pendidikan harus memiliki tujuan yang sama dengan apa yang tercantum dalam UUD 1945 sebab sudah terlihat jelas bahwa pendidikana karakter merupakan tujuan pendidikan nasional.
Dalam pendidika berabasis karater ada tiga pilar pendidikan berbasis karakter sebagai pijakannya. Ketiga pilar itu dimadukan potensi dasar anak yang selanjutnya bisa dikembangkan.
1.       Pilar pertama, membangun watak, kepribadian atau moral
Pilar yang pertama mengacu kepada prilaku (akhlak) yang mulai, misalkan yang dicontohkan Nabi Muhammad Saw, Beliau menjadi model atau idola perilaku mulia anak didik, guru, dan orang tua.
2.       . Pilar kedua, mengembangkan kecerdasan majemuk.
Pilar yang kedua mengacu pada prinsip bahwa semua anak itu cerdas. Setiap anak memiliki keunikan dan kecerdasan yang berbeda-beda (multiple inteegence).
3.        Pilar ketiga, kebermaknaan pembelajaran
Pilar ketiga mengacu pada proses pembelajaran yang bermakna , yaitu memberikan nilai manfaat untuk menyiapkan kemandirian anak.

Jumat, 28 Februari 2014

Diskripsi pendidikan di Indonesia


1.     LATAR MASALAH
Berbicara tentang pendidikan tentu hal tersebut tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia, bahkan ayat al-Qur’an yang merupakan wahyu pertama turun kepada Nabi muhammad Saw adalah tentang masalah pendidikan yaitu surat al-Alaq 1-5. Hal ini menunjukan bahwa pendidikan merupakan perkara yang pundamental dalam kehidupan manusia, sebab melalui pendidikan lah manusia akan dibina, dilatih, serta diarahkan sehingga kelak tumbuh sebagai manusia dewasa yang dapat bertanggung jawab terhadap dirinya serta alam sekitarnya yang hal ini sesuai dengan tujuannya diutus sebagai khalifah di muka bumi ini.
Pendidikan secara operasional adalah sebagai wahana transpermasi ilmu pengatahuan dari pendidik kepada peserta didik melalui media. Pendidikan adalah perubahan bagi manusia yang meliputi pisik, mental serta spritual ke arah yang lebih baik. Dengan pendidikan yang baik diharapkan kelak akan menumbuhkan generasi-generasi yang handal yang dapat mengatasi problematika dewasa ini. Bahkan tujuan dari pendidikan adalah membentuk manusia yang memiliki wawasan keilmuan yang mendalam yang dilandasi oleh iman dan taqwa sehingga kedepan diharapkan bisa membangun negeri ini ke arah yang lebih baik.
Namun nampaknya nilai-nilai luhur yang tertuang dalam pendidikan tersebut sudah menjadi pudar atau bahkan telah hilang yang kesemuanya itu disebabkan karena nilai-nilai yang tertuang dalam pendidikan sudah bergesar seperti contoh :
1.      Guru
Sekarang ini guru dalam mengajar hanya sebatas menyampaikan ilmu dan itu terjadi di sekolah, sedang ketika diluar sekolah sudah bukan merupakan tanggung jawabnya lagi. Padahal guru yang sejati adalah senantiasa memberikan pembinaan, pengawasan terhadap peserta didiknya baik ketika disekolah maupun diluar sekolah sehingga pertumbahan dan perkembangan peserta didiknya dapat ia pahami dengan baik maka dalam hal ini lembaga pendidikan harus bekerja sama dengan orang tua siswa dalam rangka mengawasi mereka, namun hal demikian dewasa ini sudah hilang atau bahkan sering kali kita mendengar guru menjalin kasih dengan siswanya, siswa memukuli gurunya dan masih banyak kasus-kasus lainnya yang kesemuanya itu sudah menjadi tontonan kita sehari-hari.

2.      Kesejahteraan
Dari dulu hingga sekarang pemerintah menginginkan mutu pendidikan ditingkatkan, karena dengan demikian pendidikan akan memeliki peran yang kuat guna menciptakan masyarakat yang berperadaban tinggi, namun melupakan kesejahteraan. Sekarang ini masih banyak guru-guru yang hidup dibawah garis kesusahan akibat dari tingginya kebutuhan hidup yang ditandai dengan begitu mahalnya harga-harga sembako. Akibatnya banyak guru-guru yang memilih untuk mencari biaya hidup tambahan seperti mengajar beberapa sekolah-sekolah dari pagi hingga sore hari, atau bahkan ada yang rela menjadi tukang ojek dan lain-lain. sehingga nilai-nilai yang tertuang dalam pribadi seorang guru hilang sehingga ada yang berpaham bahwa “saya sebagai guru tugasnya hanya datang, memberi tugas dan menilai” maka kalau seorang guru sudah mempunyai pemahaman seperti itu maka yang dirugikan adalah siswa. Padahal guru memiliki arti yaitu di contoh dan ditiru.
3.      Sarana dan prasarana
Kalau kita melihat pola pendidikan yang diterapkan dikota-kota besar tentu kita melihat sarana dan prasananya sudah lebih modern. Sehingga beragam informasi sudah terakses dengan mudah. Belum lagi bila kita tengok tenaga pengajarnya yang secara umum sudah menyandang gelar S1 atau bahkan ada yang sudah S2. Maka sudah dipastikan mereka semua profesional. Namun berbeda 180 derajat dengan fasilitas-fasilitas lembaga pendidikan yang ada di desa-desa atau daerah-daerah yang termasuk kategori pedalaman. Menurut


informasi baik media elektronik maupun media cetak tenyata mutu pendidikan di pelosok-pelosok masih jauh tertinggal, jangankan media pembelajaran yang modern, gedung untuk belajar saja masih sangat memperihatinkan bahkan yang membuat keadaan semakin parah lagi adalah minimnya tenaga pengajar.
Maka out put yang dihasilkan dari pelaksanaan pendidikan tersebut bila dilihat dari sisi sarana dan prasarana yang tersedia akan sulit memberikan dampak positif bagi kemajuan di negeri ini.


Sehingga boleh jadi setiap tahunnya lembaga-lembaga pendidiakan meluluskan ribaun atau bahkan jutaan lulusan namun tetap saja permasalahan di negeri ini tidak bisa terselesaikan atau bahkan semakin memperparah keadaan. Apalagi pendidikan sekarang ini lebih mengedepankan kepada ilmu namun melupakan nilai-nilai yang tertuan dalam ilmu tersebut. Artinya indonesia banyak melahirkan orang-orang yang pintar alias berpengatahuan luas namun sedikit yang yang mempunyai ahlaqq. Sehingga yang menjadi pertanya bagi kita semua adalah ada apa dengan pendidikan kita sekarang ini? Adakah kesalah—kesalah sehingga pendidikan sekarang ini tidak bisa berbicara banyak untuk memberikan solusi terhadap masalah-masalah di negeri ini. Padahal sudah kita pahami bersama bahwa maju-mundurnya suatu bangsa terletak pada pendidikannya, kalau pendidikannya baik maka sudah pasti akan melahirkan masayarakat yang baik, sebaliknya kalau pendidikan tidak baik alias keluar dari garis-garis yang telah ditentukan didalamnya maka sudah dipastikan akan melahirkan masyarakat yang tidak baik.



2.  Solusi
Saya sebagai mahasiswa hanya bisa memberikan sedikit solusi dari masalah-masalah pendidikan yang telah di terangkan dalam permasalahan diatas.

1.     Guru, yang kita ketahui meraka adalah seorang pahlawan tanpa tanda jasa, tapi sekarang ini sudah banyak guru-guru yang tidak memiliki rasa tanggung jawab terhadap tugas yang diembankan kepadanya sehingga tugas guru hanya memberikan pengjaran tetapi tidak menanamkan nilai-nilai luhur. Nah, tentu disini penyebab memudarnya nilai-nilai luhur adalah kurangnya penyampaian guru kepada siswa-siswanya. Namun ini tidak semuanya salah guru, tetapi seorang guru bukan dilihat dari title yang ia dapat dari tinggi pendidikan nya namun lebih dari itu guru yang baik ia lah guru yang memiliki rasa tanggung jawabnya terhadap tugas sebagai guru yaitu guru yang senantiasa memberikan pembinaan, pengawasan terhadap peserta didiknya baik ketika disekolah maupun diluar sekolah sehingga pertumbahan dan perkembangan peserta didiknya dapat ia pahami dengan baik maka dalam hal ini lembaga pendidikan harus bekerja sama dengan orang tua siswa dalam rangka mengawasi mereka. Jadi intinya untuk meningkatkan nilai—nilai luhur dalam pendidikan harus di mulai dari kesadaran pentingnya penyampaian seorang guru.


2.     Masalah kesejahteraan guru, ini mungkin tugas pemerintah dalam mengambil kebijakan untuk meningkatkan kesejahteraan guru. Sebab mengapa kalau gurunya sejahterah tentu tidak ada lagi guru yang mencari pekerjaan sampingan untuk mencukupi kebutahan sehari-hari. Hal ini juga dapat meningkatkan semangat guru untuk mengajar dan fokus dalam memberikan pengajaran dan ilmu pengetahuan kepada siswa tanpa harus memikirkan beban hidup yang dihadapinya. Seorang guru yang memiliki beban hidup yang tinggi atau guru yang masih hidup dibawah garis kesusahan akibat dari tingginya kebutuhan hidup yang ditandai dengan begitu mahalnya harga-harga sembako sehingga banyak guru-guru yang memilih untuk mencari biaya hidup tambahan seperti mengajar beberapa sekolah-sekolah dari pagi hingga sore hari, atau bahkan ada yang rela menjadi tukang ojek dan lain-lain. sehingga nilai-nilai yang tertuang dalam pribadi seorang guru hilang sehingga ada yang berpaham bahwa “saya sebagai guru tugasnya hanya datang, memberi tugas dan menilai” maka kalau seorang guru sudah mempunyai pemahaman seperti itu maka yang dirugikan adalah siswa. Jadi meningkatkan kesejahteraan guru-guru khususnya yang masih hidup dibawah garis kususahan terhadap beban hidupnya harus perlu ditingkatkan.
3.     Masalah sarana maupun prasarana penunjang pendidikan, ini memang sangat perlu harus ada di dalam      dunia pendidikan sebab pendidikan tanpa ada sarana maupun prasarana yang mendukung tentu terhambat dalam penyampaian ilmu pengatahuan seorang guru dan dalam hal penyampaian nilai-nilai luhur pendidikan. Disini kurangnya keadalian pemerintah dalam hal mengadakan sarana maupun prasarana pendidikan khusus nya di pedesaan. Coba kita bandingkan dengan sekolahan yang ada di kota tentu kita dapat melihat perbedaan yang sangat jelas bahawa saran prasarana sekolahan yang ada di kota dan di desa 180 derajat berbeda jauh.  Nah jadi menurut saya pemerintah harus cermat dalam menghadapi hal semacam ini dan harus berlaku adil dalam hal memberikan sarana maupun prasaran pendidikan di kota maupun di pedesaan. Sebab dengan saran pendidikan yang lengkap dan bermutu/baik tentu kenyaman dalam penyapaian ilmu dan nilai-nilai luhur pendidikan akan terasa lebih nyaman dan memberikan sumbangsi yang baik untuk guru maupun siswa didiknya.





3.Peranan sebagai mahasiswa
Sebagai seorang mahasiswa kita haruslah selalu berpartisipasi terhadap pendidikan, apa lagi dalam hal menumbuhkan nilai-nilai luhur dalam pendidikan ini. Sebab mengapa nilai-nilai luhur dalam pendidikan merupukan suatu nilai yang tumbuh dari seseorang berupa moralitas pelajar/siswa dalam hal pendidikan. pendidikan  disini juga berupa alat atau tempat menyampaikan ilmu pengetahuan beserta nilai-nilai luhur atau moral seseorang. Sehingga para pelajar atau siswa dapat belajar mengmbangkan ilmu pengatahuan dan nilai-nilai luhurnya. Untuk menumbuhkan nilai-nilai luhur para siswa harus dengan pendidikan. Disini para guru harus memberikan pengarahan ,pemblajran dan motivasi yang baik. Misalkan di sekolah untuk menanamkan nilai luhur kepada para siswa dengan cara menumbuhkan minat membaca di kalangan siswanya. Sebab mangapa membaca merupakan proses penyerapan informasi dan akan berpengaruh positif terhadap kreatifitas seseorang. Membaca pada hakikatnya adalah menyebarkan gagasan dan upaya yang kreatif, nah dengan demikian membanca juga bisa menumbuhkan nilai-nilai luhur. Minat baca harus dipupuk sejak dini, dalam hal ini perpustakaan sekolah sangat berperan dalam menumbuh kembangkan minat untuk membaca buku. Sebenarnya banyak cara untuk meningkatkan minat baca siswa dengan berbagai macam kegiatan yang rekreatif dan mendidik antara lain:
1.selalu mengikuti lomba mading
,
2.setelah  penat dengan pelajaran sehari-hari saya selalu menympat kan membaca media koran/surat kabar sebagai alternatif media belajar dan ilmu pengetahuan
3.selalu mengikuti lomba sinopsis, dengan membuat sinopsis sebenarnya saya diajarkan untuk memenangkan gagasan ke dalam sebuah tulisan
4. selalu membuat jadwal kunjungan ke perpustakaan, misalnya setiap hari rabu,kamis dan juma’at diwajibkan berkunjung ke perpustakaan untuk mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Dalam hal ini pustakawan berperan aktif sebagai pustakawan referens. Jika, siswa ada yang bertanya tentang referensi sebuah mata pelajaran.
5. mewajibkan semua siswa, guru, dan karyawan sekolah untuk membudayakan membaca, dan membuat slogan-slogan di kelas seperti “Tiada Hari Tanpa Membaca”, “Gunakan waktu luang untuk membaca”, dan “Buku adalah jendela ilmu pengetahuan”.
Dengan membuat kegiatan yang bersifat rekreatif dan edukatif diharapkan dapat membangun minat baca di kalangan siswa sekolah.
Begitu jaga untuk menumbuhkan atau menanam kan nilai-nilai luhur , haruslah di mulai sejak dini dengan cara memberikan pengarahan ,penyampaian dan pengajaran yang baik di dirumah maupun di sekolah. Dengan siswa/siswi yang memiliki ilmu pengatahuan yang tinggi disertai nilai luhur yang baik tentu kemajuan suatu bangsa akan tercapi dan terwujud sesuai dengan cita—cita bangsa indonesia yaitu menjadi bangsa yang religius, merdeka, berprikemanusiaan, bersatu padu, berdaulat, dan mewujudkan masyarakat adil dan makmur amin.



‘Sekian opini tentang pendidikan indonesia kalau ada kesalahan dan ketidak masuk akalan saya mohon maaf karana saya masih dalam proses belajar semoga bermanfaat untuk kita semua
Amin’

Kamis, 07 Februari 2013

candi 3 bumi ayu

ternyata teori perekatan batu-batu candi bumi ayu menggunakan cara gosokan air antara di batu-batu tersebut..

keren bangets kann
zaman dahulu sudah memiliki pemikiran yang begitu menakjukan
mendakan bahwa nenek moyang kita emang orang-orang yang cerdas.

Saran dan Kritik

Nama

Email *

Pesan *